Ketepatan Berbagai Aspek dalam Rangkaian Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Oleh : Dewi
Hajar Arifah
18/424402/PN/15442
Pertanian menjadi
salah satu ladang pekerjaan bagi rakyat Indonesia. Di sebagian besar wilayah
pedesaan masih banyak dijumpai petani-petani kecil maupun yang sudah berkelompok
yang menggantungkan hidupnya melalui pengelolaan lahan yang dimiliki. Petani kecil
pada umumnya hanya mengelola lahan dengan menggunakan prinsip yakni
meminimalkan kerugian karena lahan yang mereka kelola hanya sempit dan petani
masih berorientasi untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarganya. Dengan demikian,
perlu adanya pendidikan non-formal dari penyuluh pertanian karena sangat
dibutuhkan untuk mengubah pandangan para petani kecil sehingga mampu
meningkatkan produktivitas hingga akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan dan
taraf hidup keluarganya. Hal ini selaras dengan UU RI No.16 Tahun 2006 bahwa
penyuluhan ditujukan untuk memberdayakan pelaku utama dan pelaku usaha dalam
peningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan
motivasi, pengembangan potensi, peningkatan kesadaran, pendampingan, dan sarana
fasilitasi.
Proses peningkatan
mutu seluruh sumber daya manusia di bidang pertanian harus dilakukan secara
kontinu. Terdapat lembaga institusi pemerintah yang bertanggungjawab atas
kemajuan dan perkembangan pertanian salah satunya adalah Badan Litbang
Pertanian. Peran utama Badan Litbang Pertanian antara lain menciptakan berbagai
inovasi pertanian yang maju dan strategis dan mengadaptasikannya menjadi tepat
guna spesifik pemakai dan lokasi. Selain menciptakan inovasi baru, Badan
Litbang Pertanian juga harus mampu menginformasikan dan melaukan penyuluhan
secara luas kepada para petani khususnya petani kecil maupun kelompok tani.
Permasalahan yang
dihadapi oleh lembaga pemerhati pertanian adalah tidak efektifnya metode yang
digunakan dalam proses aplikasi dengan terjun ke lapangan bersama petani. Sudah
sangat banyak inovasi yang diciptakan dan disuluhkan kepada para petani, namun
dalam prakteknya tidak dapat berjalan secara maksimal bahkan hanya seperti
istilah “menggaruk di tempat yang tidak gatal”. Berbagai permasalahan ini dapat
diminimalisir dengan melakukan upaya mengidentifikasi berbagai masalah petani
secara benar kemudian memberikan inovasi yang memang benar-benar dapat memenuhi
kebutuhan dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi petani. Jika inovasi dan
program yang dilaksanakan tepat sesuai dengan kebutuhan petani, maka akan
menimbulkan semangat dari dalam diri petani sehingga proses adopsi inovasi
dapat berjalan secara lebih efektif.
Kegiatan
komunikasi dan diseminasi merupakan tahap akhir yang akan menentukan
efektifitas dari kegiatan institusi BPTP. Penyebaran informasi dan diseminasi
melalui penyuluhan dan metode komunikasi dapat membantu petani memperoleh
inovasi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Banyak
jenis media komunikasi yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan pertanian,
seperti contohnya media cetak dan media internet. Masing-masing jenis
media pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, proses diseminasi
dari berbagai kajian dan inovasi pertanian memerlukan metode yang tepat sesuai
dengan sasaran yang dituju.
Rangkaian
kegiatan penyuluhan mempunyai peranan yang cukup penting karena melalui tenaga
penyuluh, berbagai informasi dalam bentuk pengetahuan maupun keterampilan dapat
disampaikan kepada masyarakat yang tiggal di berbagai daerah. Dalam menjalankan
tugas dan perannya, tenaga penyuluh memerlukan ketersediaan media komunikasi. Media
cetak leafleat dan brosur yang digunakan penyuluh dapat digunakan dalam
menunjang kegiatan penyuluhan karena faktor kemutakhiran informasi, keakuratan,
serta materi dapat disesuaikan dengan kebutuhan para penyuluh sesuai dengan
sasaran yang dituju. Pesan yang disampaikan melalui media cetak seperti
brosur, leaflet sebaiknya menggunakan gaya penulisan yang menarik dan
menampilkan ilustrasi maupun gambar-gambar berwarna sehingga memberikan kesan
yang mudah diingat dan dipahami. Oleh karena itu, kegiatan penyuluhan dengan media cetak
brosur maupun leaflet dapat terus digunakan dan dikembangkan.
Referensi
Ruyadi, I., Winoto, Y., dan Komariah, N. 2017. Media
komunikasi dan informasi dalam menunjang kegiatan penyuluhan pertanian. Jurnal
Kajian Informasi & Perpustakaan 5(1): 37-50.
Komentar
Posting Komentar