PENYULUH DAN CYBER EXTENSION BARU-BARU INI


PENYULUH DAN CYBER EXTENSION BARU-BARU INI

(Divani Dain Wulan Sari - 18/427845/PN/15625)



Cyber Extension merupakan mekanisme pertukaran informasi pertanian dalam sistem penyuluhan pertanian melalui area cyber dengan tujuan untuk mempercepat arus informasi berbasis teknologi ke tingkat pengguna akhir (petani) serta membangun komunikasi secara interaktif. Penyuluh pertanian perlu diberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai penggunaan media komunikasi Cyber Extension, manfaat menggunakan media komunikasi tersebut dalam mencari informasi tentang teknologi pertanian. Cyber Extension merupakan mekanisme yang dapat dioptimalkan dengan dukungan program peningkatan kapasitas penyuluh sebagai pendamping dalam pemanfaatan Cyber Extension. Keberadaan media komunikasi atau informasi ini menjadi bernilai jika dimanfaatkan dengan baik, keberadaan media ini menjadi penting untuk diteliti sehingga dapat diketahui sejauh mana pemanfaatan media ini sebagai media informasi oleh penyuluh pertanian sebagai agen pembangunan.

Karakteristik penyuluh dapat menjadi pembeda dan ciri yang khas antara penyuluh yang satu dengan penyuluh yang lainnya. Karakteristik penyuluh yang diamati meliputi:

1.      Umur

Sebagian besar penyuluh berusia dalam kategori tua dan penyuluh senior tersebut kurang cakap dalam mengkases internet. Hal tersebut berdasar atas alas an usia yang sudah tidak lagi muda sehingga sulit untuk mempelajari internet. 

2.      Pendidikan Formal

Sebagian besar penyuluh telah mengenyam Pendidikan formal hingga perguruan tinggi baik diploma maupun sarjana.

3.      Tingkat Kepemilikan Media

Rata-rata penyuluh hanya menggunakan handphone dan computer saja untuk melakukan penyuluhan. Computer yang digunakan merupakan milik kantor sehingga terdapat keterbatasan akses sedangkan handphone hanya digunakan di lapangan saja dan dalam keadaan mendesak (informasi yang cepat dalam keadaan penting).

4.      Motivasi Penyuluh

Motivasi penyuluh dalam mengakses Cyber Extension tergolong rendah hanya dipergunakan untuk mengakses informasi administratif dari atasan.

5.      Penggunaan Media

·         Kemampuan penyuluh dalam akses internet

Kebanyakan penyuluh mampu mengoperasikan komputer, untuk mengakses informasi terbaru dari pusat. Namun, penyuluh cenderung menjadi pihak yang menerima informasi dari internet, dibandingkan dengan membagi informasi untuk disebarkan di internet.

·         Ketersediaan sarana akses

Minimnya fasilitas modem atau wifi, jika ada terkadang sinyalnya kurang mendukung untuk akses internet. Tersedianya akses internet menjadi hal penting untuk membantu kinerja penyuluh.

·         Biaya operasional akses

Pemerintah tidak mengalokasikan dana khusus untuk akses internet. Dana yang yang digunakan untuk biaya operasional akses internet berasal dari kantor BP3K setempat yang jumlahnya kurang mencukupi.

6.      Tahap Pencarian Informasi

·         Starting

Tahap awal dalam mencari informasi, dimulai dengan kapan penyuluh pertanian mulai mengakses informasi, frekuensi atau seberapa sering penyuluh menggunakan laman tersebut untuk memperoleh informasi dalam satu minggu, lamanya waktu yang digunakan oleh penyuluh untuk mengakses informasi. Tahapan Starting dirasa masih lancar dilakukan, karena di tahap ini penyuluh menganggap bahwa tidak perlu keahlian khusus untuk memulai pencarian informasi. Sebagian penyuluh yang sudah senior, sedikit merasa kesulitan saat pertama kali memulai langkah untuk mengakses internet. Mereka merasa kesulitan ketika proses menyalakan komputer dan agak kesulitan mencari logo internet untuk memulai tahapan pencarian informasi.

·         Chaining

Tahap di mana penyuluh pertanian menyesuaikan dan memahami informasi yang ditemukan dengan laman sumber pencarian informasi, diukur dengan menggunakan penilaian penyuluh terhadap kelengkapan informasi yang tersedia pada laman tersebut. Sebelum mendapatkan informasi dari Cyber Extension, penyuluh terkadang lebih dulu mendapatkan informasi dari sesama penyuluh maupun dari instansi tertentu. Penyuluh terbiasa untuk bertanya dan saling bertukar informasi dengan sesama penyuluh mengenai sumber informasi yang akan diakses.

·         Browsing

Kemampuan penyuluh dalam mengakses fitur yang tersedia dalam laman sumber informasi di internet dan memahami seluruh fungsi dari kategori di setiap ikon yang dimunculkan laman sumber pencarian informasi. Pada tahapan ini sebagian besar penyuluh dalam mengakses sumber informasi masih menggunakan cara konvensional (masih mengakses google bukannya web yang telah dianjurkan seperti http://www.pertanian.go.id.

·         Differentiating

Tahap memilah dan memilih bahasan sumber informasi berdasarkan derajat kepentingan dan ketepatan serta relevansi dari Cyber Extension dengan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh penyuluh. Penyuluh harus memiliki kompetensi dalam penguasaan informasi pertanian dalam rangka menunjang profesionalisme dan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) sebagai penyuluh pertanian.

·         Monitoring

Tahapan di mana kegiatan pencarian informasi dilakukan dengan lebih sistematis melalui pengelompokan bahan-bahan yang menjadi minatnya. Rata-rata penyuluh yang rajin meninjau Cyber Extension untuk melihat perkembangan terbaru adalah penyuluh yang aktif mengakses internet di kantor. Hal tersebut dikarenakan mereka dapat mengakses Cyber Extension secara gratis, dan bisa langsung menyebarkan informasi terbaru kepada rekan sesama penyuluh secara langsung di tempat bekerja.

·         Extracting

Pada tahap ini keputusan sumber informasi mana yang akan dipilih akan diputuskan. Sumber informasi yang menurutnya tepat akan dijadikan refernsi utama dalam proses pencarian informasi selanjutnya.



Sumber:

Wijaya, A.S., S. Sarwoprasodjo, dan D. Febiana. 2019. Cyber Extension: Penggunaan media dan kelancaran pencarian informasi di kalangan penyuluh pertanian Kabupaten Bogor. Jurnal Komunikasi Pembangunan 17 (2): 114-123.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemanfaatan Media Sosial dalam Penyuluhan Pertanian dan Perikanan di Indonesia

STRATEGI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN DALAM MERUBAH PARADIGMA PETANI PADA PENERAPAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI KECAMATAN DUNGALIYO KABUPATEN GORONTALO