STRATEGI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN DALAM MERUBAH PARADIGMA PETANI PADA PENERAPAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI KECAMATAN DUNGALIYO KABUPATEN GORONTALO

STRATEGI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN DALAM MERUBAH PARADIGMA PETANI PADA PENERAPAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI KECAMATAN DUNGALIYO KABUPATEN GORONTALO

Yesika Sion Kharista Br Ginting
18/424322/PN/15362

            Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi Indonesia karena sebagian besar mata pencaharian penduduk Indonesia memanfaatkan sumber daya yang ada di sektor pertanian. Sektor pertanian juga berperan untuk menyediakan kebutuhan pangan penduduk seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Sumberdaya yang ada di Indonesia terutama di sektor pertanian diharapkan mampu untuk (1) Mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan, (2) meningkatkan diversifikasi pangan, (3) meningkatkan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, dan (4) meningkatkan kesejahteraan petani
Tumbuhan padi (Oryza sativa L) merupakan bahan makanan pokok sehari hari pada kebanyakan penduduk di Negara Indonesia. Padi di kenal sebagai sumber karbohidrat. Teknologi budidaya padi sawah yang digunakan petani selama ini masih relatif sederhana, masih banyak menggunakan varietas lokal dan varietas unggul tidak berlabel. Cara tanam tidak beraturan, baik dengan caplak satu arah atau caplak dua arah, sehingga populasi rendah. Penggunaan pupuk sangat tergantung dengan dana yang ada.
Inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi padi terus dilakukan untuk mendapatkan paket teknologi spesifik diantaranya dengan sistem tanam jajar legowo. Sistem tanam jajar legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya dua atau empat) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Istilah Legowo di ambil dari bahasa jawa, yaitu berasal dari kata ”lego” berarti luas dan ”dowo” berarti memanjang. Legowo di artikan pula sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong. Baris tanaman (dua atau lebih) dan baris kosongnya (setengah lebar di kanan dan di kirinya) disebut satu unit legowo.
 Paket teknologi yang sudah dihasilkan tidak sepenuhnya diterapkan oleh petani, seperti pemupukan berimbang, karena sangat tergantung kepada kemampuan ekonomi, tetapi kalau komponen teknologi tersebut tidak memerlukan tambahan dana serta memberikan nilai tambah, cepat diadopsi dan berkembang.
Sistem jajar legowo merupakan rekayasa teknologi yang ditujukan untuk memperbaiki produktivitas usaha tani padi. Teknologi ini merupakan perubahan dari teknologi jarak tanam tegel menjadi tanam jajar legowo. Upaya untuk meningkatkan hasil panen padi per satuan luas, juga harus diiringi dengan keberlanjutan teknologi yang dikenalkan serta bergantung terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi teknologi petani. Oleh karena itu peran penyuluh sangat di perhatikan baik dari pendekatan, komunikasi dan metode penyuluhannya dalam merubah paradigma para petani agar menerapkan system jajar legowo agar dapat meningkatkan pendapatan dan tingkat efisiensi petani.
Upaya transfer pengetahuan, teknologi dan informasi kepada petani merupakan salah satu kunci strategis untuk penyuluh, pendamping petani, dan para pemangku kepentingan pertanian hendaknya mampu mendorong tumbuhnya petani yang mandiri, menjadi wirausahawan pertanian, dan tidak tergantung lagi pada intervensi dari luar, misalnya bantuan pangan luar, bantuan program, dan bantuan lainnya ini harus di hilangkan, untuk menghilangkan cara berpikir petani seprti ini butuh sebuah strategi pendekatan dan metode metode dari para penyuluh guna untuk menerapkan kemandirian bagi para petani.
Tujuan penyuluhan pertanian adalah mengembangkan petani dan keluarganya secara bertahap agar memiliki kemampuan intelektual yang semakin meningkat, perbendaharaan informasi yang memadai dan mampu memecahkan serta memutuskan sesuatu yang terbaik untuk dirinya dan keluarganya. Kaitanya dengan konteks bidang pertanian dan pembangunan yang ada di Indonesia, maka wajar bahwa kajian komunikasi pertanian dan pembangunan dalam bidang pertanian perlu mendapatkan tempat tersendiri. Bukan karena Indonesia yang negara agraris, tetapi sejak kemerdekaan, kemajuan disektor pertanian boleh dikatakan cukup maju secara cepat. Kemajuan cecara pesat dibidang pertanian apakah itu dilihat dari segi peningkatan produktivitas pertanian,  kemajuan dibidang teknologi pertanian, aspek sosial ekonomi pertanian, atau dibidang lainnya adalah tidak terlepas dari sejarah perkembangan bangsa indonesia dimasa lampau.
Saat ini, sistem logowo sudah mulai banyak di adopsi oleh petani di Indonesia. Banyak petani yang sudah merasakan manfaat dan keuntungannya dengan menggunakan teknik tersebut. Dengan sistem tanam legowo, populasi tanaman dapat ditingkatkan yang pada gilirannya diperoleh peningkatan hasil gabah. Penerapan system tanam legowo disarankan menggunakan jarak tanam (25x25) cm antar rumpun dalam baris; 12,5 cm jarak dalam baris; dan 50 cm sebagai jarak antar barisan/lorong atau ditulis (25x12,5x50) cm.
Identifikasi faktor intenal dan eksternal yang mempengaruhi petani pada penerapan sistem jajar legowo: faktor internal berupa umur, status lahan, pengetahuan petani tentang keuntungan jajar legowo, dan faktor eksternal : Peran dari lembaga penyuluhan, adanya dukungan pemerintah, bantuan alsintan dan sarana produksi. Strategi penyuluhan dalam penerapan sistem jajar legowo yaitu mendukung strategi yang agresif atau strategi SO (Strenght – Opportunities), dimana petani memiliki fungsi yang kuat yang ditunjukkan oleh kekuatan dan peluang yang dimiliki, situasi yang sangat menguntungkan karena memiliki kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, dimana peran aktif dan kerjasama kelompok tani mempermudah lembaga penyuluhan dalam mensosialisasikan terkait penerapan jajar leowo, dukungan kelompok tani pada penerapan sistem jajar legowo semakin meningkat di sebabkan karena adanya bantuan alsintan dan sarana produksi dari pemerintah sebagai penunjang dalam menerapkan sistem jajar legowo.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemanfaatan Media Sosial dalam Penyuluhan Pertanian dan Perikanan di Indonesia