Strategi Komunikasi dalam Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pertanian pada Pengelolaan Lahan Gambut di Kalimantan Selatan


Strategi Komunikasi dalam Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pertanian pada Pengelolaan Lahan Gambut di Kalimantan Selatan
Noviani Dwi Ulya (18/430520/PN/15837)
B5/7

            Posisi dan fungsi kelembagaan pertanian dalam kehidupan komunitas petani merupakan sebagai bagian pranata sosial yang memfasilitasi interaksi sosial atau social interplay dalam suatu komunitas. Kelembagaan petani juga memiliki titik strategis (entry point) dalam menggerakkan sistem agribisnis di pedesaan. Untuk itu segala sumberdaya yang ada di pedesaan perlu diarahkan dan diprioritaskan dalam rangka peningkatan profesionalisme dan posisi tawar petani (kelompok tani). Meningkatnya kepadatan penduduk diiringi dengan semakin sempitnya lahan untuk usaha pertanian memaksa masyarakat tani untuk mengoptimalkan lahan yang masih tersedia. Seperti pada daerah di Kalimantan Selatan yang mayoritas merupakan lahan gambut maka diperlukan pemanfaatan lahan gambut khususnya untuk pertanian namun dengan adanya pembukaan hutan rawa gambut untuk pertanian. Namun hal tersebut memilik dampak yang lebih dominan menimbulkan masalah lingkungan dan menyulitkan kehidupan masyarakat disekitarnya. Oleh karena itu diperlukan informasi kepada masyarakat tani agar wawasan dan pengetahuan mereka tentang komoditi apa saja yang dapat diusahakan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan gambut. Maka pada kondisi inilah diperlukan fungsi dari kelembagaan pertanian. Untuk mengatasi permasalahan tersebut makan diperlukan upaya penguatan kelembagaan petani (seperti : kelompok tani,lembaga tenaga kerja,kelembagaan penyedia input,kelembagaan output,kelembagaan penyuluh,dan kelembagaan permodalan) dan diharapkan dapat melindungi bargaining position petani. Fungsi kelembagaan dapat berjalan dengan baik,dalam hal ini pengelolaan lahan gambut  apabila memiliki strategi yang tepat serta faktor-faktor komunikasi yang mempengaruhinya.
Peran kelembagaan kelompok tani dalam pengelolaan lahan gambut adalah sebagai tempat memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dalam usahatani petani,tempat penyebarluasan informasi dan teknologi untuk pemanfaatan lahan gambut sebagai lahan pertanian, tempat bekerjasama antar anggota kelompok dalam menjalankan usahatani serta menjadi tempat kerjasama antara anggota kelompok dengan pihak lain diluar kelompok tani. Menurut Esan dan Uphoff dalam Garkivoch,1989 kelembagaan petani dibentuk pada dasarnya mempunyai beberapa peran antara lain, tugas dalam organisasi untuk memediasi masyarakat dan negara,tugas sumberdaya mencakup mobilisasi sumberdaya lokal dan pengelolannya,tugas pelayanan mencakup perminataan pelayanan atau koordinasi permintaan masyarakat lokal,dan tugas antar organisasi memerlukan adanya permintaan lokal terhadap birokrasi atau organisasi luar masyarakat terhadap campur tangan oleh agen-agen luar. Dengan adanya peran kelembagaan pertanian dalam pengelolaan lahan gambut maka terdapat faktor-faktor komunikasi yang mempengaruhi kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan lahan gambut di sektor pertanian. Faktor-faktor komunikasi tersebut antara lain :
a.       Komunikator,berasal dari para narasumber penyuluhan pertanian seperti Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL),Kontak tani,dan petani itu sendiri yang berperan sebagai seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan yang berperan sebagai pihak yang menyampaikan pesan kepada komunikan.
b.      Media komunikasi,dalam hal ini yang paling dirasakan oleh komunikator dan komunikan adalah media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti leaflet dan selebaran merupakan media komunikasi yang paling sering digunakan oleh komunikator dan komunikan. Sedangkan media elektronik sering digunakan untuk komunikasi yang cepat dan perlu konfirmasi tentang apa yang dikomunikasikan sebelumnya baik melalui telepon maupun media sosial.
c.       Materi komunikasi,hendaknya yang bersifat inovatif,akurat,dan memberikan keuntungan kepada petani.
d.      Komunikan yang memiliki sifat terbuka terhadap segala bentuk informasi dan terknologi yang disampaikan oleh komunikator agar proses komunikasi dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan di tingkat petani dapat berjalan lancar.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi terdapat strategi komunikasi yang diperlukan untuk memperkuat kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan lahan gambut di sektor pertanian yaitu melalui :
1.      Meningkatkan dukungan penyuluh sebagai komunikator dengan cara peningkatan kompetensi dan penguatan kelembagaan penyuluhan. Yang bertujuan agar terjadi kesamaan pemahaman terhadap pesan atau materi yang dikomunikasikan baik di pikiran komunikator dan komunikan sehingga terjadi umpan balik yang yang sesuai terhadap materi yang disampaikan.
2.      Meningkatkan kedinamisan kelompok sebagai kelompok belajar dan penyebarluasan informasi sebagai upaya untuk meningkatkan kedinamisan pada unsur-unsur yang membentuk kelompok,seperti pemahaman tujuan kelompok,mengembangkan struktur, mengembangkan fungsi dan tugas,dan lain-lain.
3.      Mengembangkan sumber-sumber informasi yang valid berkaitan dengan inovasi dan teknologi pertanian di lahan gambut seperti pemanfaatan internet untuk memperkaya materi elajar,peningkatan kapasitas dari penyuluh swadaya dan pengembangan metode learning by doing untuk meningkatkan pengetahuan.keterampilan,serta kemampuan petani.
4.      Meningkatkan kapasitas petani dalam kegiatan penyuluhan (Komunikan) sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas individu petani dalam rangak menerima dan memberikan respon kepada komunikator terhadap materi yang diberikan berupa umpan balik (efek komunikasi) melalui peningkatan pendidikan baik formal maupun non-formal.
Referensi :
Firmansyah,H.,M. Yulianti.,dan M. Arif. 2017. Strategi komunikasi dalam penguatan kapasitas kelembagaan pada pengelolaan lahan gambut melalui peningkatan sumberdaya manusia di sektor pertanian Kalimantan Selatan.Meta Communication : Journal of Communication Studies. 2(1) : 119-131.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemanfaatan Media Sosial dalam Penyuluhan Pertanian dan Perikanan di Indonesia

STRATEGI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN DALAM MERUBAH PARADIGMA PETANI PADA PENERAPAN SISTEM JAJAR LEGOWO DI KECAMATAN DUNGALIYO KABUPATEN GORONTALO