Tingkat Adopsi Teknologi Pertanian pada Petani Kecil di Negara Berkembang
Umy Farichatul Ilmiyah
18/424436/PN/15476
Teknologi pertanian dipandang sebagai
salah satu jalan untuk mengentaskan kemiskinan terutama pada negara berkembang.
Namun, tingkat adopsi teknologi ini tetap rendah di sebagian besar
negara-negara di dunia. Pertanian memainkan peran penting dalam berbagai hal
diantaranya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan,
pengentasan kemiskinan dan pembangunan pedesaan. Hal tersebut adalah sumber
pendapatan utama bagi sekitar 2,5 miliar orang di negara berkembang. Pertanian
rakyat diidentifikasi sebagai syarat pembangunan yang penting untuk mencapai
Tujuan Pembangunan Milenium, salah satunya adalah untuk mengurangi kemiskinan
dan kelaparan yang ekstrim. Namun sebagian besar petani kecil bergantung pada
metode produksi tradisional yang tingkat produksinya dapat dikategorikan
rendah, Sebagai contoh adalah Lebih dari
70% produksi jagung di sebagian besar negara berkembang berasal dari petani
kecil yang menggunakan metode produksi tradisional. Para petani ini umumnya
memperoleh hasil panen yang sangat rendah karena varietas lokal yang digunakan
oleh petani memang memiliki potensi hasil rendah, sebagian besar jagung ditanam
di bawah kondisi tadah hujan, irigasi hanya digunakan di daerah terbatas, tidak
ada pupuk yang digunakan dan pengendalian hama yang tidak memadai.
Peningkatan produktivitas pertanian sangat
penting untuk memenuhi peningkatan permintaan yang terjadi sehingga, penting untuk
selalu meningkatkan kinerja dan produktifitas dengan mengadopsian teknologi. Teknologi
pertanian mencakup semua jenis teknik dan praktik yang digunakan pada proses
pertanian sehingga dapat meningkatkan hasil. Bidang pengembangan teknologi
paling umum adalah penggunaan varietas baru , manajemen kesuburan tanah, pengelolaan hama, gulma dan penyakit, serta
irigasi atau pengelolaan air. Pengadopsi teknologi dapat meningkatkan produksi
petani dan mempunyai dampak yang mengarah ke pengembangan sosial-ekonomi yang
konstan. Adopsi teknologi pertanian yang baik dapat dikaitkan dengan:
pendapatan yang lebih tinggi dan kemiskinan yang lebih rendah, peningkatan
status gizi, harga makanan pokok yang lebih rendah, peningkatan kesempatan kerja.
Karakteristik suatu teknologi dapat menentukan
kecepatan pengadopsian dari teknologi tersebut. Trialability atau tingkat dimana pengadopsi potensial dapat mencoba
sesuatu dalam skala kecil terlebih dahulu sebelum mengadopsinya sepenuhnya
adalah penentu utama dalam adopsi teknologi khususnya pada sektor pertanian. Dalam
mempelajari faktor-faktor penentu yang mengadopsi teknologi pertanian, karakteristik
teknologi memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan adopsi.
Petani menganggap teknologi yang akan diadopsi harus konsisten dengan kebutuhan
dan kompatibel dengan lingkungan mereka. Persepsi petani tentang kinerja
teknologi secara signifikan akan mempengaruhi keputusan mereka untuk
mengadopsinya. Persepsi petani tentang karakteristik varietas komoditas modern
secara signifikan mempengaruhi keputusan mereka untuk mengadopsinya, Karena itu
penting bagi setiap teknologi baru untuk diperkenalkan kepada petani, mereka
harus dilibatkan dalam evaluasi untuk menemukan kesesuaiannya dengan keadaan
mereka.
Persepsi petani terhadap teknologi baru adalah prasyarat utama
untuk terjadinya adopsi. Faktor lain yang telah terbukti menentukan adopsi
teknologi pertanian adalah faktor spesifik manusia, faktor ekonomi, teknologi
dan faktor kelembagaan. Penentu adopsi teknologi pertanian tidak selalu
memiliki efek yang sama pada adopsi yang lain melainkan bervariasi tergantung pada jenis teknologi
yang diperkenalkan, misalnya, ukuran tambak sebagai penentu adopsi teknologi
telah ditemukan memiliki efek campuran. Ukuran tambak yang besar mungkin
memiliki efek positif pada adopsi teknologi tertentu dan juga dapat memunculkan
dampak negatif pada adopsi teknologi lain seperti teknologi penggembalaan.
Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi atau menghambat adopsi teknologi
pertanian sangat penting dalam perencanaan dan pelaksanaan program terkait
teknologi untuk memenuhi tantangan produksi pangan di negara-negara berkembang.
Oleh karena itu untuk meningkatkan adopsi teknologi oleh petani, penting bagi
pembuat kebijakan dan pengembang teknologi baru untuk memahami kebutuhan petani
serta kemampuan mereka untuk mengadopsi teknologi untuk menghasilkan teknologi
yang sesuai.
Sumber :
Mwangi,
M. And Kariuki, S. 2015. Factors Determining Adoption of New Agricultural Technology by Smallholder Farmers in
Developing Countries. Journal of
Economics and Sustainable Development.
5(6): 208-216
Komentar
Posting Komentar